9 Jenis Medical Check Up yang Disarankan untuk Wanita – Medical check up adalah pemeriksaan menyeluruh untuk memastikan kondisi kesehatan serta deteksi dini untuk mengetahui adanya gangguan kesehatan yang kemungkinan berkembang menjadi penyakit serius. Bagi wanita, pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi kanker payudara, kanker serviks, kepadatan tulang, dan lain sebagainya.
Lantas, apa saja medical check up untuk wanita yang yang penting untuk dilakukan? Simak ulasan selengkapnya di bawah ini.
Apa itu Medical Check Up?
Medical check up adalah pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh sekaligus langkah deteksi dini terhadap gangguan kesehatan tertentu. Namun, biasanya dokter juga menggunakan prosedur ini untuk merencanakan pengobatan yang tepat pada pasien dengan kondisi medis tertentu.
Check up kesehatan biasanya diawali dengan tanya jawab terkait riwayat kesehatan pasien, keluhan dalam beberapa waktu terakhir, serta gaya hidup pasien. Kemudian, dilanjutkan dengan pemeriksaan tanda-tanda vital dan fisik.
Bagi wanita, pemeriksaan ini penting dilakukan secara berkala setidaknya satu tahun sekali mengingat wanita rentan terhadap beberapa penyakit, terlebih jika memiliki pola makan atau gaya hidup yang kurang sehat.
Jenis-Jenis Medical Check Up untuk Wanita
Medical check up umumnya sudah mencakup pemeriksaan riwayat kesehatan, pemeriksaan tanda vital, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Medical check up pada wanita sendiri sebetulnya bisa dilakukan mulai dari usia 18 tahun dan ketika memasuki masa menopause. Dengan melakukan pemeriksaan ini secara berkala, diharapkan suatu penyakit, baik genetik maupun menular, bisa dideteksi dan ditangani lebih dini.
Berikut adalah beberapa jenis medical check up untuk wanita.
1. Pemeriksaan Kanker Payudara
Kanker payudara adalah salah satu jenis kanker yang banyak ditemukan kasusnya di Indonesia. Kanker payudara merupakan penyakit serius yang membutuhkan penanganan dengan segera. Maka dari itu, diperlukan pemeriksaan dini untuk meningkatkan peluang kesembuhan penderitanya.
Beberapa contoh pemeriksaan kanker payudara adalah mammografi dan USG payudara. Mammografi sebaiknya dilakukan setiap 1–2 tahun sekali. Pemeriksaan ini dianjurkan bagi wanita berusia 40 tahun ke atas dan wanita yang memiliki keluarga dengan riwayat kanker payudara.
Sementara itu, USG payudara bisa menjadi alternatif bagi wanita dengan kondisi tertentu, seperti ibu hamil dan menyusui, dan wanita berusia 20–39 tahun setidaknya sekali dalam tiga tahun.
2. Pemeriksaan Pap Smear
Pap smear adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk mendeteksi atau mengetahui risiko kanker serviks pada wanita. Wanita yang sudah aktif secara seksual sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ini.
Pemeriksaan pap smear dilakukan dengan mengambil sampel lendir serviks (leher rahim) yang kemudian diperiksa menggunakan mikroskop. Pemeriksaan ini juga mencakup pemeriksaan panggul dan organ reproduksi luar wanita, meliputi vulva, vagina, dan mulut rahim.
Baca Juga : Amcaonline.com
3. Pemeriksaan Penyakit Menular Seksual
Pemeriksaan ini biasanya dilakukan pada wanita yang sudah aktif secara seksual, terutama untuk wanita yang melakukan hubungan seksual dengan risiko tinggi. Tujuannya adalah mendeteksi penyakit menular seksual, seperti gonore, trikomoniasis, sifilis, dan lain sebagainya. Ikut sertakan pasangan untuk melakukan pemeriksaan ini guna mencegah dan memutus penularan penyakit menular seksual.
4. Vaksin HPV
Vaksinasi HPV bertujuan untuk mencegah penularan atau penyebaran Human papillomavirus yang dapat meningkatkan risiko kanker serviks. Vaksin ini dapat diberikan kepada remaja wanita yang belum pernah melakukan hubungan seksual maupun wanita yang sudah menikah. Vaksin HPV akan diberikan sebanyak tiga dosis.
Dengan meratanya vaksinasi HPV, diharapkan angka kejadian kanker serviks juga bisa menurun. Akan tetapi, vaksin HPV tidak dianjurkan untuk wanita yang sedang hamil, sakit berat, atau memiliki alergi pada komponen vaksin.
5. Pemeriksaan TORCH
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya infeksi TORCH (toxoplasmosis, rubella, cytomegalovirus, dan herpes simplex virus) di dalam tubuh ibu hamil atau wanita yang sedang merencanakan kehamilan untuk mencegah komplikasi pada janin, seperti cacat lahir hingga kematian. Waktu ideal untuk melakukan pemeriksaan TORCH adalah enam bulan sebelum kehamilan atau trimester awal kehamilan.
6. Pemeriksaan Kepadatan Tulang (BMD)
Wanita yang memasuki masa menopause, yakni 40 tahun ke atas rentan mengalami penurunan massa tulang. Hal ini akan mengakibatkan perubahan hormonal yang mengacu pada penurunan kadar kalsium dalam tulang yang berujung pada kondisi pengeroposan tulang atau osteoporosis.
Pemeriksaan ini dapat membantu memperkirakan tingkat kepadatan tulang dan seberapa besar risiko timbulnya patah tulang. Dengan begitu, risiko patah tulang akibat osteoporosis dapat ditangani lebih dini.
7. Pemeriksaan Tiroid
Penyakit tiroid pada wanita bisa berupa kekurangan atau kelebihan hormon tiroid. Gangguan tersebut bisa berdampak buruk bagi ibu hamil maupun perkembangan janin yang dikandungnya, terutama bila terjadi di trimester pertama. Oleh karena itu, pemeriksaan tiroid perlu dilakukan guna mencegah atau mendeteksi adanya gangguan tiroid pada tubuh ibu hamil.
8. USG Perut
USG perut tak hanya berkaitan dengan pemeriksaan kehamilan. Jenis USG ini juga digunakan untuk mendeteksi beberapa masalah kesehatan lainnya, seperti sistem empedu, sistem urinaria (perkemihan), usus buntu, hingga pembesaran kelenjar getah bening.
9. Pemeriksaan Kulit
Wanita yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit kulit, seperti kanker kulit, akan lebih rentan mengalami kondisi yang sama. Sehingga, tidak ada salahnya untuk melakukan pencegahan sejak dini dengan melakukan check up kesehatan kulit secara berkala.
Pada dasarnya, kesehatan tidak mengenal jenis kelamin. Baik pria maupun wanita perlu mewaspadai segala risiko penyakit dengan melakukan berbagai pencegahan. Oleh karenanya, jangan ragu untuk melakukan medical check up setidaknya satu kali dalam satu tahun agar segala gangguan kesehatan lebih mudah terdeteksi sejak dini.