Prosedur Medical Check Up Karyawan untuk Budaya Kerja Sehat – Medical check up karyawan adalah tindakan medis yang dilakukan untuk memeriksa kondisi tubuh karyawan atau calon karyawan pada suatu lingkungan kerja. Tujuan medical check up karyawan adalah untuk menjaga kesehatan tubuh pekerja agar terhindar dari berbagai macam penyakit yang dapat mengganggu produktivitas.
Tak hanya bermanfaat bagi pekerja, medical check up karyawan juga turut mengurangi ketidakhadiran karena sakit serta meningkatkan produktivitas dan citra perusahaan di masyarakat secara umum.
Mari simak ulasan lengkap mengenai jenis, persiapan, hingga prosedur medical check up karyawan melalui artikel berikut ini.
Jenis Medical Check Up Karyawan
Medical check up adalah tindakan medis yang dilakukan dengan memeriksa kondisi kesehatan tubuh secara menyeluruh. Pemeriksaan ini perlu dilakukan oleh setiap kalangan, tidak terkecuali dengan karyawan. Lantas, apa saja jenis medical check up karyawan yang perlu dilakukan?
Medical check up karyawan dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu berdasarkan waktu pelaksanaan dan jenis pekerjaan. Berikut masing-masing penjelasannya.
Medical Check Up Karyawan Berdasarkan Waktu Pelaksanaan
Berdasarkan waktu pelaksanaannya, medical check up untuk karyawan dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebelum bekerja, rutinitas, dan khusus.
1. Medical Check Up sebelum Bekerja
Sesuai dengan namanya, medical check up ini dilakukan untuk menilai kesiapan fisik serta mencegah penularan penyakit infeksi sebelum calon pekerja diterima menjadi karyawan. Pemeriksaan yang umum dilakukan dalam medical check up sebelum bekerja adalah skrining fisik lengkap, tes laboratorium, dan foto rontgen paru-paru.
2. Medical Check Up Berkala
Medical check up berkala merupakan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan secara rutin sesuai dengan risiko di lingkungan kerja karyawan tersebut. Medical check up berkala biasanya dilakukan minimal setahun sekali.
3. Medical Check Up Khusus
Medical check up khusus merupakan jenis medical check up untuk mendeteksi risiko dan pengaruh pekerjaan terhadap golongan pekerja tertentu, seperti:
- Karyawan yang mengalami kecelakaan selama bekerja.
- Karyawan berusia di atas 40 tahun.
- Karyawan yang memiliki disabilitas.
- Karyawan yang mengidap gangguan kesehatan tertentu.
Medical Check Up Karyawan Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Karena setiap pekerjaan memiliki risiko tersendiri, medical check up juga perlu disesuaikan dengan bidang pekerjaan karyawan tersebut, seperti:
- Karyawan yang bekerja di tempat bising, seperti pabrik atau maintenance mesin, memerlukan skrining fungsi pendengaran melalui pemeriksaan audiometri.
- Karyawan di lingkungan kerja yang bisa memengaruhi pernapasan, seperti pabrik semen atau penyemprotan cat mobil, memerlukan skrining fungsi paru melalui pemeriksaan spirometri.
Baca Juga : https://amcaonline.com/prosedur-medical-check-up-karyawan-untuk-budaya-kerja-sehat/
Persiapan Medical Check Up Karyawan yang Perlu Diperhatikan
Sebelum menjalani medical check up, karyawan dianjurkan untuk mempersiapkan diri dengan berpuasa dan menjaga kesehatan tubuh. Adapun penjelasan lengkap mengenai persiapan medical check up kerja adalah sebagai berikut:
- Puasa selama 8–12 jam sebelum melakukan pemeriksaan. Lama waktu puasa ini disesuaikan dengan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan.
- Mengenakan pakaian berlengan pendek agar memudahkan dokter untuk mengambil sampel darah pada bagian lengan atas.
- Mencukupi waktu tidur minimal 7–9 jam pada malam hari sebelum pemeriksaan. Pasalnya, kurang tidur dapat memengaruhi hasil pemeriksaan tekanan darah, denyut jantung, serta suhu tubuh.
- Jika memiliki riwayat atau sedang menderita penyakit tertentu, karyawan atau calon karyawan dianjurkan untuk membawa hasil pemeriksaan sebelumnya.
Prosedur Medical Check Up Karyawan
Pada dasarnya, prosedur medical check up karyawan akan melalui serangkaian pemeriksaan medis, di antaranya:
1. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel darah, urine, dan tinja untuk dianalisis pada laboratorium.
- Tes darah, bertujuan untuk menghitung jumlah sel darah, zat kimia penanda fungsi organ, gula darah kolesterol, fungsi organ hati, dan ginjal.
- Tes urine (urinalisis), dilakukan untuk mendeteksi infeksi saluran kemih, diabetes, penyakit ginjal, dan gangguan hati.
- Tes tinja, yaitu prosedur pemeriksaan dengan menganalisis kadar zat dan bakteri dalam tinja untuk mendeteksi gangguan pencernaan, seperti radang usus atau gastroenteritis.
2. Pemeriksaan Rontgen dan USG
Rontgen dan USG adalah prosedur pemeriksaan yang dilakukan dengan mengambil gambar organ dalam tubuh, seperti jantung, paru-paru, ginjal, hati, usus, dan kandung kemih untuk mendeteksi kelainan atau infeksi pada organ tubuh tersebut.
3. Pemeriksaan Elektrokardiogram (EKG)
Elektrokardiogram (EKG) adalah prosedur pemeriksaan dengan menempelkan elektroda di bagian dada, lengan, dan tungkai pasien untuk melihat aktivitas listrik serta gangguan yang terjadi pada organ jantung.
4. Pemeriksaan Audiometri
Pemeriksaan audiometri atau prosedur pemeriksaan untuk mengevaluasi fungsi pendengaran karyawan dengan mendengarkan suara nada, atau frekuensi tertentu.
5. Pemeriksaan Spirometri
Spirometri adalah tes untuk mengevaluasi fungsi paru menggunakan sebuah alat bernama spirometer. Nantinya, alat tersebut akan mencatat jumlah udara yang dihirup serta diembuskan oleh pasien.
6. Pemeriksaan Pap Smear
Pap smear adalah pemeriksaan kesehatan untuk karyawan wanita guna mendeteksi berbagai macam gangguan organ reproduksi wanita, seperti kanker serviks. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel sel leher rahim untuk dianalisis di laboratorium.
7. Tes Buta Warna
Tes buta warna yang umum dilakukan adalah metode Ishihara. Melalui pemeriksaan ini, pasien diminta untuk menyebutkan angka berwarna yang disisipkan pada titik-titik warna.
8. Penilaian Hasil Medical Check Up Karyawan
Penilaian hasil medical check up dibuat berdasarkan tempat kerja serta proses kerja yang dijalani oleh setiap karyawan. Umumnya, hasil medical check up ini dikelompokkan ke dalam beberapa indikator penilaian, yaitu:
- Fit to work (sehat atau laik bekerja).
- Fit with note (sehat atau laik bekerja dengan catatan).
- Fit with restriction (sehat atau laik bekerja dengan batasan untuk jenis pekerjaan tertentu).
- Temporary unfit (tidak sehat atau tidak laik bekerja untuk sementara waktu).
- Unfit (tidak sehat atau tidak laik bekerja).